Tuesday, September 27, 2011

Tumimperas, Potensi Wisata yang Belum Dilirik


Tomohon memiliki banyak obyek wisata alam yang bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah. Salah satunya adalah air terjun Tumimperas di Kelurahan Pinaras Kecamatan Tomohon Selatan. Sayangnya, obyek wisata Tumimperas sampai sekarang ini masih polos, dan belum dilirik untuk menjadi salah satu primadona pariwisata Kota Tomohon, apalagi Sulawesi Utara.





Pengunjung Tumimperas tahun 1935

Belum ada bantuan dari pemerintah atau pun instansi lain untuk mengembangkan potensi wisata ini, keluh tokoh masyarakat Pinaras Drs. Martinus Ering beberapa waktu silam. Obyek wisata di atas areal seluas 2 hektar itu kini baru dikelola secara swadaya oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Padahal, diakui Ering yang mantan anggota DPRD Minahasa, tidak sedikit wisatawan lokal, domestik dan juga mancanegara yang datang berkunjung dan tertarik menikmati pemandangan serta keindahan air terjun Tumimperas.

Tercetusnya nama Tumimperas sendiri, menurutnya, berasal dari bahasa Tombulu ba timperas, karena air dari atas jatuh ke bawah terkena batu kemudian terpencar, sehingga disebut ba timperas. Dari situlah nama tumimperas diambil. Air terjun Tumimperas berketinggian mencapai kurang lebih 47 meter (lain orang menyebut 46 meter), berasal dari aliran sungai Sapa-Wawo. Meski belum dilirik pemerintah Kota Tomohon terutama Dinas Pariwisata, ternyata pemerintah dan masyarakat setempat telah berkali membangun fasilitas penunjang, seperti pondok tempat berteduh para pengunjung serta tangga beton menuruni dasar air terjun. Inisiatif ini telah dilakukan sejak Pinaras dipimpin Hukum Tua Wim Soleman Tulung, Julius Ering, Hans Tamuntuan dan terakhir di masa Lurah Justus Moningka.

Sebenarnya obyek wisata Tumimperas telah dikenal sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, sekitar tahun 1920-an, dengan pengunjung murid-murid sekolah sekitar dan masyarakat. Namun, pemerintah dan masyarakat Pinaras baru serius mengelolanya di tahun 1980-an, yang berpuncak dengan peresmiannya sebagai obyek wisata pada tanggal 12 Mei 1983 oleh Gubernur Sulut ketika itu Gustaaf Mantik.(Adrianus)

No comments:

Post a Comment